MAKALAH SISTEM PRODUKSI
Tugas individu
Manajemen industri
MAKALAH SISTEM PRODUKSI
ANDI
YASIR AMSAL
092514002
S1
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
BAB II
PENDAHULUAN
Organisasi industri merupakan salah
satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan
mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi merupakan fungsi pokok
dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk
menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi
industri itu.
Produksi adalah bidang yang terus
berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki
suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat erat dengan
teknologi. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah,
meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru telah
menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan
dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang
paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti
keuangan, personalia, dan lain-lain. (Santoso, 2005: Jurnal Teknik
Informatika).
Sistem produksi adalah suatu
rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang
antara satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan
demikian yang dimaksud dengan sistem produksi adalah merupakan suatu gabungan
dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang
untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa
elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari
fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi
yang dipergunakan dalamperusahaan tersebut. Dalam sistem produksi modern
terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi
output yang dapat dijual dengan harga kompetitif dipasar. (Ahyani, 1996: 8).
Didalam
suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan
antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang
selalu dijumpai yaitu :
1.
Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian
ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini
dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun
pelayanan dan pengantaran produk ketangan konsumen.
2.
Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan
aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga
kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
3.
Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan
dipasarkan kepada konsumen.
Sistem produksi merupakan kumpulan
dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan menstranformasi input
produksi menjadi output produksi yang memiliki nilai lebih/jual. Input produksi
ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi.
Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil
sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Sistem pendukung
kegiatan produksi antara lain :
a. perencanaan dan pengendalian
produksi
b. pengendalian kualitas
c. penentuan standar operasi
d. penentuan fasilitas produksi
e. perawatan fasilitas produksi
f. penentuan harga pokok
produksi.
Sistem pendukung kegiatan produksi
ini akan membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari konfigurasi
sistem produksi ini akan tergantung dari produk yang dihasilkan serta bagaimana
cara menghasilkannya.
Fasilitas merupakan fixed asset
(aset tetap) biasanya aktiva tetap tidak bergerak seperti struktur gedung,
mesin dan sumber daya tak nyata yang mendukung suatu aktivitas produksi.
Fasilitas bersama dengan manusia, uang, material, dan energi menghasilkan
sesuatu pada suatu aktivitas produksi serta untuk meningkatkan kinerja
produksinya.
Sistem
produksi berhubungan dengan teori ekonomi makro, hukum permintaan dan
penawaran, peramalan permintaan, perencanaan agregat, perencanaan dan
pengendalian persediaan baik yang tradisional maupun semi modern, serta
penjadwalan produksi.
Pada
makalah ini akan dibahas tentang hubungan teori ekonomi dengan sistem produksi,
sistem produksi, dan juga tentang peramalan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
HUBUNGAN TEORI EKONOMI DENGAN SISTEM
PRODUKSI
Dalam suatu sistem industri, kegiatan produksi mencakup 3
(tiga) pertanyaan mendasar, yaitu apa yang diproduksi, bagaimana
cara memproduksinya, dan untuk siapa barang yang diproduksi tersebut.
Ketiga pertanyaan mendasar tersebut akan benar-benar menjadi masalah karena
sumber daya untuk kegiatan produksi tersebut tersedia secara terbatas.
Sumberdaya-sumberdaya tersebut tidak seperti udara yang kita hirup, tetapi
tersedia secara terbatas sehingga kita perlu melakukan usaha penghematan.
Inilah yang kita sebut dengan hukum kelangkaan dalam ilmu ekonomi.
Usaha-usaha penghematan itu dilakukan untuk semua input bagi
kegiatan produksi, misalnya menghemat bahan baku, tenaga manusia, modal dan
sebagainya. Hukum kelangkaan sumber daya ini terefleksikan dalam output (barang
hasil) produksi. Suatu output yang bersifat unik dan langka biasanya mempunyai
nilai lebih dimata konsumen, sedangkan output yang bersifat umum akan bernilai
lebih rendah. Fenomena ini dalam kegiatan produksi disebut dengan Sistem
Produksi Massal (produknya standar) dan Sistem Produksi Pesanan
(produknya khusus).
Dalam ilmu ekonomi, sistem produksi massal berhubungan erat
dengan konsep skala ekonomis, yaitu bila skala operasi kita tingkatkan dengan
jalan menambah semua input pada saat yang sama dengan proporsi yang sama
sebanyak dua kali, maka kita akan mampu menjalankan usaha secara lebih efektif
dengan output yang diperoleh akan berjumlah lebih dari dua kali lipat. Gejala
ini biasa disebut dengan hasil yang meningkat terhadap skala. Keuntungan cara ini
disebabkan karena unit input yang lebih banyak akan menanggung biaya tetap yang
sama, waktu set-up mesin akan ditanggung oleh unit input yang lebih banyak,
yang demikian juga aktivitas-aktivitas produksi lainya, sehingga total biaya
rata-rata per unit akan menjadi lebih murah.
Gejala hasil yang mungkin meningkat terhadap skala ini
sering kali dihubungkan dengan sistem produksi massal dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
· Penggunaan
tenaga bukan manusia.
· Penggunaan
peralatan otomatis yang mampu mengatur sendiri.
· Penggunaan
komponen terstandarisasi dan tersubtitusi.
· Pembagian
proses produksi yang kompleks kedalam beberapa tingkat operasi yang sederhana.
·
Spesialisasi fungsi dan pembagian divisi dan tenaga kerja.
· Penyusunan
desain, analisis dan proses produksi terkomputerisasi.
Sistem produksi pesanan merupakan suatu sistem produksi yang
membuat produk berdasarkan keinginan konsumen dalam jumlah yang sedikit. Karena
pembuatan disesuaikan dengan keinginan konsumen, maka sistem tersebut harus
dapat membuat bermacam-macam variasi produk sehingga dibutuhkan ketrampilan
pekerja yang tinggi. Ketrampilan pekerja yang tinggi ditambah dengan jumlah
produksi yang belum tentu berada pada skala ekonomis akan membuat konsumen
bersedia membayar lebih tinggi. Kedua fenomena ini, yaitu karakteristik sistem
produksi massal dan sistem produksi pesanan sebenarnya merupakan refleksi dari
Hukum Permintaan dan Penawaran.
B.
HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Hukum permintaan atau penawaran menyatakan sebagai berikut:
1. Makin tinggi harga barang
maka makin sedikit permintaan akan barang tersebut (dengan catatan
faktor-faktor lain tidak berubah).
2. Makin banyak barang yang
tersedia dipasar, maka harga barang makin rendah.
Bagian petama diatas merupakan pernyataan yang akan
membentuk Kurva Permintaan (Demand) dengan kemiringan (slope) negatif. Misalnya
daging sapi, bila harga daging sapi meningkat maka hanya orang kaya saja yang
mampu membelinya. Apabila harga daging sapi mulai turun, maka akan terjadi
tambahan konsumen dimana orang berpenghasilan menengah mulai ingin makan daging
sapi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penurunan harga akan menarik
pembeli baru.
Bagian kedua diatas merupakan pernyataan yang akan membentuk
Kurva Penawaran (supplay) dengan kemiringan positif. Misalnya beras, bila harga
beras meningkat, maka petani akan tertarik untuk menanam padi. Dengan harga
beras yang tinggi maka pendapatan petani akan meningkat sehingga mereka akan mampu
berproduksi dengan lebih baik dengan menambah pupuk, tenaga kerja, dan
peralatan. Pada kondisi demikian, padi akan lebih banyak dihasilkan dari luas
areal sawah yang sama.
Kurva permintaan dan penawaran akan saling bergeser hingga
mencapai titik keseimbangan pasar. Pada keadaan ini jumlah yang diminta pembeli
dengan harga tertentu sama dengan kuantitas yang ditawarkan oleh penjual pada
tingkat harga tersebut. Hal ini berarti harga keseimbangan tersebut merupakan
harga pasar yang diterima oleh produsen dan konsumen.
C.
SISTEM PRODUKSI
Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem
yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi
output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga
kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang
dihasilkan berikut hasil sampingannya, sperti limbah, informasi dan lain
sebagainya. Subsistem-subsistem dari sistem produksi tersebut antara lain
adalah:
·
Perencanaan dan pengendalian produksi
·
Pengendalian kualitas
· Perawatan
fasilitas produksi
· Penentuan
standar-standar operasi
· Penentuan
fasilitas produksi
· Dan
penentuan harga pokok produksi
Subsistem-subsistem dari sistem produksi tersebut akan
membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari konfigurasi sistem
produksi ini tergantung dari produk yang dibuat serta bagaimana cara membuatnya
(proses produksinya). Cara membuat produk tersebut dapat berupa jenis proses
produksi menurut cara menghasilkan output, operasi dari pembuatan produk, dan
variasi produk yang dihasilkan.
1.
Sistem Produksi Menurut Proses
Menghasilkan Output
Proses produksi merupakan cara,
metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan
mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana)
yang ada. Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrem
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Proses Produksi
Kontinyu (continuous process)
b. Proses Produksi Terputus
(intermittent process/discrete system)
Perbedaan pokok antara kedua proses terletak pada lamanya
waktu set-up peralatan produksi. Proses kontinyu tidak memerlukan waktu set-up
yang lama karena proses ini memproduksi secara terus-menerus untuk jenis produk
yang sama. Misalnya pada pabrik susu instan. Sedangkan proses terputus
memerlukan total waktu set-up yang lebih lama karena proses ini memproduksi
berbagai proses spesifikasi barang sesuai pesanan, dimana dengan adanya
pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set-up yang
berbeda. Misalnya usaha perbengkelan.
Selain dua jenis ekstrem tersebut, beberapa ahli sistem
produksi mengidentifikasikan adanya proses produksi menurut cara menghasilkan
output yang cukup penting, yaitu Proses Produksi Repetitif. Heizer (1988)
mendefinisikan proses produksi repetitif sebagai kombinasi antara proses
kontinyu dan proses terputus.
2. Sistem Produksi
Menurut Tujuan Operasinya
Dilihat dari tujuan perusahaan
melakukan operasi dalam hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka
sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Enginering To Order
(ETO), yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai
dari proses perancangannya (rekayasa).
b. Assembly To Order (ATO),
yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul opsional standar yang
sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut
sesuai dengan pesanan konsumen. Modul-modul standar tersebut bisa dirakit untuk
berbagai tipe produk. Contohnya adalah pabrik mobil, dimana mereka menyediakan
pilihan transmisi secara manual atau otomatis.
c. Make To Order (MTO),
yaitu bila produsen menyelesaikan item akhinya jika dan hanya jika telah
menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.
d. Make To Stock (MTS), yaitu
bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai
persediaan sebelum pesanan konsumen diterima.
3. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk
Ada tiga jenis dasar aliran operasi,
yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga jenis dasar aliran
operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu
batch dan continuous). Adapu karakteristikmasing-masing aliran tersebut, yaitu;
a. Flow Shop, yaitu
proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan
operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu
lintasan produksi. Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis
produksi flow shop kontinyu dan flow shop terputus. Pada flow shop kontinyu,
proses bekerja untuk memproduksi jenis output yang sama, misalnya pada industri
rokok SKM otomatis. Pada slow shop terputus, kerja proses secara periodik
diinterupsi untuk melakukan set-up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi
yang berbeda (meskipun dari desain dasar yang sama).
b. Continuous, proses ini
merupakan bentuk ekstrem dari flow shop dimana terjadi aliran material yang
konstan. Contoh dari proses kontinyu adalah industri penyulingan minyak,
pemrosesan kimia, dan industri-industri lain dimana kita tidakdapat
mengidentifikasi unit-unit output urutan prosesnya secara tepat.
c. Job Shop, merupakan
bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan
mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang
dikelompokan berdasarkan fungsinya.
d. Batch, merupakan bentuk
satu langkah kedepan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi produk,
tetapi tidak terlalu terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan pada aliran
lintasan perakitan flow shop.
e. Proyek, merupakan
proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian
urutan tugas yang teratur dengan kebutuhan sumber daya dan penyelesaiannya
dibatasi oleh waktu.
D.
PERAMALAN
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa
kebutuhan dimasa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran
kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa. Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun,
disamping ditentukan oleh metode yang digunakan, juga ditentukan baik tidaknya
informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan tidak dapat
meyakinkan, maka hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya akan
ketepatanya. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
1.
Peramalan dan Horison
Waktu
Dalam hubunganya dengan horison waktu peramalan, kita dapat
mengklasifikasikan peramalan tersebut kedalam 3 kelompok, yaitu:
a. Peramalan jangka
panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan
produk dan perencanaan sumber daya.
b. Peramalan jangka menengah,
umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan
peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas,
perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.
c. Peramalan jangka
pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan untuk mengambil
keputusan dalam hal perlu-tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain
keputusan untuk pengontrolan jangka pendek.
2.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Permintaan
Permintaan akan suatu produk pada suatu perusahaan merupakan
resultan dari berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam pasar.
Faktor-faktor tersebut adalah:
·
Siklus Bisnis, penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk
tersebut, dan permintaan akan suatu produk dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi, dan
masa pemulihan.
·
Siklus Hidup Produk, siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti suatu pola
yang biasa disebut kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan terhadap
waktu, dima siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase pengenalan, fase
pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase penurunan.
·
Faktor-faktor lain, beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah
reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha yang
dilakukan sendiri oleh perusahaan, seperti peningkatan kualitas, pelayanan,
anggaran, periklanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara kredit.
3.
Karakteristik Peramalan
yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai kriteria yang penting, yaitu:
a. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasan
dan kekonsistenan peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila
peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan
kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila
besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.
b. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah
tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan
metode peramalan yang digunakan.
c. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat,
dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
4.
Beberapa Sifat Hasil
Peramalan
Dalam
membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan, yaitu:
· Peramalan
pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan
ketidakpastian tersebut.
· Peramalan
seharusnya memberikan informasi tentang seberapa ukuran kesalahan, artinya
karena peramalanpasti mengandung kesalahan, maka penting bagi peramal untuk
menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.
· Peramalan
jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini
disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan relatif masih konstan, sedangkan semakin panjang periode peramalan,
semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan.
E.
METODE-METODE
DALAM PERAMALAN
Secara umum, peramalan diklasifikasikan menjadi 2 macam,
yaitu:
a) Peramalan yang bersifat
subjektif
Peramalan subjektif lebih menekankan pada
keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi seseorang dan intuisi yang
meskipun kelihatanya kurang ilmiah tetapi dapat memberikan hasil yang baik.
Peramalan subjektif meliputi:
·
Metode Delphi, yaitu cara sistematis
untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
·
Metode Penelitian Pasar, metode ini
mengumpulkan dan menganalisis fakta secara sistematis pada bidang yang
berhubungan dengan pemasaran.
b) Peramalan yang bersifat
objektif
Merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan
matematis dan statistik dalam menunjukkan hubungan antara permintaan dengan
satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Peramalan objektif terdiri atas
2 metode, yaitu:
·
Metode Intrinsik, metode ini
membuat peramalan hanya berdasarkan pada proyeksi permintaan historis tanpa
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya
permintaan. Metode ini hanya cocok untuk peramalan jangka pendek pada kegiatan
produksi, dimana dalam rangka pengendalian persediaan bahan baku seringkali
perusahaan harus melibatkan banyak item yang berbeda.
·
Metode Ekstrinsik, metode ini
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya
permintaan dimasa datang dalam model peramalannya. Metode ini lebih cocok untuk
peramalan jangka panjang karena dapat menunjukan hubungan sebab-akibat yang
jelas dalam hasil peramalannya sehingga disebut metode kausal dan dapat
memprediksititik-titik perubahan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan
perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal
balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Kebutuhan produksi untuk
beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan
produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang
mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru.
Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam,
spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan,
personalia, dan lain-lain.
Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem
yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi
output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga
kerja, modal, dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang
dihasilkan berikut hasil sampingannya, sperti limbah, informasi dan lain sebagainya.
Subsistem-subsistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah:
·
Perencanaan dan pengendalian produksi
·
Pengendalian kualitas
· Perawatan
fasilitas produksi
· Penentuan
standar-standar operasi
· Penentuan
fasilitas produksi
· Dan
penentuan harga pokok produksi
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa
kebutuhan dimasa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran
kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa. Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun,
disamping ditentukan oleh metode yang digunakan, juga ditentukan baik tidaknya
informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan tidak dapat
meyakinkan, maka hasil peramalan yang disusun juga akan sukar dipercaya akan
ketepatanya. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
0 komentar: